Kabupaten Pangandaran





Moto: Jaya Karsa Makarya Praja
(unggul dalam pemikiran demi menciptakan pemerintahan yang kuat)
Kabupaten Pangandaran, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Parigi. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar di utara, Kabupaten Cilacap di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di barat.
Wilayah Kabupaten Pangandaran dibatasi oleh:
Utara : Kabupaten Ciamis
Barat : Kabupaten Tasikmalaya
Selatan : Samudera Hindia
Timur : Kabupaten Cilacap
Pembagian Administrasi
Kabupaten Pangandaran terdiri atas 10 kecamatan yang terdiri atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di kecamatan Parigi. Kabupaten Pangandaran merupakan pemekaran dari Kabupaten Ciamis. Kabupaten ini resmi dimekarkan pada 25 Oktober 2012. Kabupaten ini terdiri dari 10 kecamatan, yaitu :
Cigugur
Cijulang
Cimerak
Kalipucang
Langkaplancar
Mangunjaya
Padaherang
Pangandaran
Parigi
Sidamulih
Terbentuknya Kabupaten Pangandaran , sebagai sejarah baru , berdasarkan sidang Paripurna DPR RI dan Menteri Dalam Negeri, Kamis, 25 Oktober 2012, Kabupaten Pangandaran disetujui menjadi Kabupaten Baru sebagai Pemekaran dari Kabupaten Ciamis-Jawa Barat.
Sejarah Baru Pangandaran menjadi Kabupaten sebagai awal lahirnya Pangandaran sebagai Kota Wisata terpisah dari Kabupaten Ciamis. Jika kita pernah mendengar Sejarah Pangandaran tempo dulu hanya sebuah perkampungan nelayan yang dihuni oleh beberapa kepala keluarga, tetapi jika kita tengok lebih kebelakang tentang cerita Pinisepuh dan Sesepuh Pangandaran, sesungguhnya Sejarah Pangandaran begitu besar, kita bisa lihat di Cagar Alam Pangandaran banyak peninggalan sejarah dari jaman KEDEWAAN seperti sendang Rengganis, sejarah Hindu seperti Situs Batu Kalde, dan sejarah perkembangan Pangandaran hingga sekarang menjadi Kabupaten Pangandaran.
Plt Bupati Pangandaran, Enjang Nafandi mengatakan, pihaknya ingin menghidupkan kembali penerbangan dari Nusawiru menuju kota besar seperti ke Bandung atau Jakarta.
Sebelumnya, penerbangan komersial ke Nusawiru pernah beroperasi tetapi tidak berlangsung lama karena pihak maskapai menghentikan operasionalnya.
“Kami ingin memperluas landasan Bandara Nusawiru, kembali membuka penerbangan dari Jakarta, Bandung ke Nusawiru. Itu sebagai upaya Pangandaran mensejajarkan diri bahkan melebihi kabupaten lain,” ungkap Enjang, di sela-sela silaturahmi dan diskusi ekonomi Priangan Timur di Kantor Bank Indonesia Tasikmalaya, .
Enjang menambahkan, potensi Pangandaran yang kini menjadi daerah otonom dari Kabupaten Ciamis, cukup besar sehingga akan sangat menguntungkan bagi pelaku usaha jika mau berinvestasi. Potensi yang paling utama kata dia, masih di sektor kepariwisataan disusul perikanan, pertanian dan perkebunan.
“Untuk kepariwisataan, kita ingin menjadikan Pangandaran sebagai Bali-nya Jawa Barat, menjadi destinasi wisata yang mendunia,” katanya.
Langkah-langkah yang tengah dilakukan kata dia, dengan APBD Pangandaran tahun pertama mencapai Rp600 miliar, Kabupaten Pangandaran tengah berbenah termasuk pembangunan infrastruktur.
Dia juga sependapat dengan pemerintahan di Priangan Timur supaya mendorong kepada Provinsi Jawa Barat dalam percepatan pembangunan Tol Bandung – Ciawi Tasikmalaya yang kemudian dilanjutkan ke Pangandaran.
Bahkan ia berharap, dibangunan Tol Poros Tengah, dari Jakarta - Pangandaran melalui Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya menuju Pangandaran utara.
“Pembangunan infrastrutur yang sudah berlangsung, pembangunan Pelabuhan Samudra Bojong Salawe yang ditarget selesai tahun 2015 mendatang. Sementara di sector pariwisata akan menghidupkan seni dan budaya daerah,” katanya.
Dia berharap, pemerintahan Pangandaran mendapat dukungan dari pemerintahan di wilayah Priangan Timur. Dia sangat sependapat ada kajian ekonomi wilayah yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah juga pembangunan infrastruktur bersama.
“Untuk merelisasikan itu kami proaktif, baik kepada kementerian maupun kepada provinsi. Respons pemerintah pusat cukup baik. Kami juga sepekat dengan forum kajian lintas kabupaten/kota untuk melahirkan gagasan-gagasan dalam upaya mensejahterakan masyarakat Priangan Timur,” katanya.
Pananjung
Pada awalnya desa Pananjung Pangandaran ini dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Penyebab pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di Pantai Pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung, tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai. Di sinilah para nelayan menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam Bahasa Sunda nya disebut andar . Setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber Makanan Para Pendatang”. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama desa Pananjung, karena menurut para sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat tanjung di daerah ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa tempat. Pananjung artinya dalam bahasa sunda pangnanjung-nanjungna (paling subur atau paling makmur).
Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar abad XIV M. setelah munculnya kerajaan Pajajaran di Pakuan, Bogor. Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang yang salah satu versi mengatakan bahwa beliau masih keturunan Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pagauban, namun sayangnya kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka, karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan paceklik (gagal panen).
Pada tahun 1922, jaman penjajahan Belanda, oleh Y. Everen (Presiden Priangan) Pananjung dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis – jenis tanaman langka.
Agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 Ha. Pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga Raflesia padma status berubah menjadi cagar alam.
Dengan meningkatnya hubungan masyarakat akan tempat rekreasi maka pada tahun 1978 sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitarnya sebagai cagar alam laut (470,0 Ha) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha.
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan wisata Taman Wisata Alam Pananjung, Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis, bagian Kemangkuan Hutan Pangandaran.
Lambang Daerah Kabupaten Pangandaran,Provinsi Jawa Barat merupakan Lambang yang disahkan keberadaannya berdasarkan Peraturan Bupati No. 4 Tahun 2013 pada tanggal 27 Juni 2013, berikut penjelasannya :
Perisai dengan warna dasar biru
Perisai dengan warna dasar biru melambangkan kedamaian, ketentraman, kesejahtraan yang merupakan keinginanantahuan tujuan utama masyarakat Pangandaran, selain itu warna biru juga melambangkan daerah perairan-pesisir yang merupakan daerah pariwisata
Bintang
Bintang dalah Simbol ketuhanan Yang Maha Esa
Kujang
Kujang Simbol pusaka Pajajaran, terdapat 5 lubang yang melambangkan dasar Negara Indonesia, kujang berwarna kuning, merah hitam melambangkan keadilan, keberanian dan kemakmuran.
Padi dan Kapas
Padi dan kapas simbol padi satu tangkai di sebelah kiri melambangkan makanan pokok masyarakat berjumlah 25 yang merupakan tanggal berdirinya Kabupaten Pangandaran sesuai dengan UU No. 21 tahun 2012 dan simbol kapas satu rangkai melambangakan kesuburan sandang dan pangan, berjumlah 10 yang menggambarkan bulan berdirinya Kabupaten Pangandaran, yaitu bulan ke-10 (Oktober) untuk tahun (2012) digambarkan dan dideklarasikan dalam jumlah 12 digambarkan dengan jumlah daun kelapa Angka-angka tersebutsesuaidengan UU No. 21 Tahun 2012
Pohon Kelapa Berwarna Hijau
Gambar pohon kelapa menggambarkan sumberdaya alam di Kabupaten Pangandaran, yaitu tanaman yang memiliki nilai ekonomi mulai dari buahnya, daunnya, pohonnya, dan sabutnya.Karena pohon kelapa banyak tumbuh subur di wilayah-wilayah Pangandaran, maka sebagian besar masyarakat hidup dari membuat gula. Daun kelapa sebanyak 12 buah melambangkan tahun disahkannya Kabupaten Pangandaran.
Gunung Berwarna Hijau
Gunung warna hijau melambangkan kesuburan tanah di wilayah Kabupaten Pangandaran sehingga berbagai tanaman tropis tumbuh dengan baik di seluruh kawasan Pangandaran.
Pagar atau Benteng
Pagar atau benteng berjumlah 10 menggambarkan kekuatan Kabupaten Pangandaran yang ditopang oleh 10 kecamatan.
Pondasi
Pondasi berjumlah 21 yang melambangkan dasar kekuatan Kabupaten Pangandaran adalah UU No 21 jut
Gelombang
Gelombang 17 dan 7 berwarna putih, menggambarkan sumberdaya alam laut dan perairan di Kabupaten Pangandaran berupa; laut, sungai, kolam, tambak dan rawa-rawa. Gelombang air sebanyak 17 berwarna putih menunjukan tanggal dilakukannya deklarasi pembentukan Kabupaten Pangandar anoleh Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran pada tanggal 17 (17 juli 2007)
Bunga
Bunga berwarna merah melambangkan keabadian, keadilan yang merata berdasarkan pancasila sebagai cita-cita bersama
Tulisan Kabupaten Pangandaran Berwarna Hitam
a. Symbol : Identitas Kabupaten Pangandaran b. Warna : Hitam
Gambar Pita warna kuning
Gambar Pita warnakuning melambangkan persatuan dan kesatuan
Moto
Jaya Karsa Makarya Praja Jaya adalah kemenangan, keunggulan Karsa adalah ide-ide atau daya cipta yang selalu unggul sukses dalam pembangunan Makarya adalah mendirikan, membangun, mengerjakan hasil pekerjaannya indah dan megah Praja adalah Negara atau negri dan pemerintahan yang kuat tegar dan tangguh.
Pariwisata
Pantai Pangandaran
Pantai Karapyak
Pantai Karangnini
Pantai Lembah Putri
Pantai Batuhiu
Pantai Batukaras
Pantai Madasari
Pemandian Alam Citumang(Green Valley)
Cukang Taneuh(Green Canyon)
Muara karang
Pananjung Pangandaran
Pantai Pangandaran
Pananjung Pangandaran merupakan sebuah semenanjung indah yang dikelilingi oleh cagar alam dan dijadikan sebuah objek wisata di Pangandaran. Pangandaran terletak di Desa Panajung, Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat.
Menurut sejarah pembentukannya, diduga Pananjung dulu merupakan sebuah pulau kecil, yang kemudian terhubung dengan daratan Pulau Jawa akibat proses sedimentasi pasir. Pananjung sekarang berstatus sebagai cagar alam. Dari tempat ini orang dapat menyaksikan keindahan terbit dan terbenamnya matahari.
Sebelum di tetapkan sebagai Cagar Alam (CA) kawasan hutan pangandaran terlebih dahulu ditetapkan sebagai kawasan Suaka Margasatwa, hal ini berdasarkan Gb Tanggal 7-12-1934 Nomor 19 Stbl. 669, dengan luas 497 Ha, (luas yang sebenarnya 530 Ha) dan taman laut luasnya 470 Ha. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya setelah diketemukan bunga Raflesia Padma, status Suaka Margasatwa dirubah menjadi Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 34/KMP/1961.
Pantai Pananjung
Selain berfungsi sebagai taman nasional, Pananjung Pangandaran juga berfungsi sebagai pantai dan laut. Di sana, pengunjung bisa melakukan beberapa aktivitas, seperti berjalan di pinggir pantai, bersepeda, berenang, kano, snorking, menyelam, hiking, dan melihat peninggalan sejarah yang terdapat di sana.Biaya masuk Pananjung Pangandaran sebesar Rp.5500 dan termasuk biaya untuk mengelilingi semenjanung selatan Pangandaran. Pangandaran adalah sebuah hutan cagar alam yang dilindungi. Di dalamnya terdapat landak, kijang, burung elang, kalajengking dan monyet. Terdapat sebuah teluk kecil dan tumbuhan bakau di dalam Taman Nasional.
Peninggalan Sejarah
Selain flora dan fauna, di Pananjung juga terdapat beberapa gua yang menarik dikunjungi, seperti: Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal dan juga gua peninggalan Jepang saat Perang Dunia II. Tentara Pendudukan Jepang dahulu memang pernah merencanakan kawasan ini sebagai benteng pertahanan mengantisipasi apabila Sekutu menyerang dari arah laut selatan. Hal itu nyatanya tidak terjadi karena Sekutu datang dari utara. Hasilnya gua-gua dan benteng pertahanan itu masih terpelihara dengan baik sampai sekarang. Terdapat empat buah goa, yaitu meliputi : Goa Lanang, Goa Rengganis, Goa Sumur Mudal, dan Goa Miring. Disbut Goa Lanang karena didalamnya terdapat bantuan endapan yang berbentuk seperti kemaluan laki-laki. Disebut goa Rengganis, karena disana terdapat sumber mata air jernih dan tawar yang konon dahulunya menjadi tempat Dewi Rengganis mandi ketika abad kerajaan Sunda yang berpusat di Ciawi Ciamis. Barangsiapa yang mandi atau mengusap muka, konon akan segera mendapatkan jodoh. (ini hanya sekedar dogeng).
Disebut Goa Miring, karena kalau masuk kedalamnya harus memiringkan badan sejauh 30 meter dan bila tidak, maka tidak akan bisa masuk. Kemudian, disebut Goa Sumur Mudal, karena didalamnya terdapat sumber air yang terus-menerus menetes dan ketika ditampung dengan enber atau tempat lainnya akan “mudal”, airnya tumpah karena penuh. Di Pantai Pangadaran, setiap pengunjung dapat melakukan antara lain berenang, berperahu pesiar, memancing, keliling dengan sepeda, para sailing, jetski, dan lain-lain.
Selain gua, rupanya kawasan ini juga menyimpan sisa puing-puing peninggalan kerajaan Pananjung, Galuh, yaitu dinamai Batu Kalde.
Jenis Tumbuhan di Cagar Alam Pannjung Pangandaran
Jenis pohon yang penyebarannya paling tinggi di cagar alam Pananjung Pangandaran adalah Andong, kemudian jenis lain yang cukup dominan adalah Laban. Sedangkan jenis pohon yang penyebarannya sangat minim di lokasi tersebut antara lain yaitu: Walikukun, Kelepu, Teureup, Menteng, Beringin, Walen, Jamura, Ki Huut, Renghas, dan Pulus. Selain pohon tersebut, terdapat beberapa jenis pohon introduksi di cagar alam ini seperti Salam, Jati, dan Huni yang tumbuh secara alami. Keberadaan pohon jati di lokasi, diperkirakan karena terjadi ekspansi pohon jati dari Taman Wisata Alam Pangandaran (TWAP) menuju cagar alam Pananjung Pangandaran dan apabila dilihat sejarah cagar alam ini, sekitar kurang lebih 70 tahun lalu di dalam kawasan ini terdapat pemukiman penduduk, sehingga ada kemungkinan bahwa pohon jati sengaja ditanam oleh penduduk yang tinggal di kawasan tersebut.
Babakan, Pangandaran,
Babakan adalah desa di kecamatan Pangandaran, Pangandaran, Jawa Barat, Indonesia.
Babakan Merupakan desa gerbang masuk ke Kota Pangandaran dimana Babakan juga seperti beberapa desa lain di Pangandaran, memiliki pantai. Pantai yang berada di Babakan adalah Pantai Timur Pangandaran dan Pantai Bulaksetra atau oleh warga sekitar lebih dikenal dengan Basisir Cileutik yang disana juga terdapat muara Cileutik, serta terdapat muara cikidang yang saat ini sedang dikerjakan proyek Pelabuhan Laut Cikidang Pangandaran.
Wilayah ini juga merupakan area wisata yang sangat digemari oleh wisatawan domestik maupun manca negara mancanegara yang mengunjungi Pantai Pangandaran.
Desa Babakan juga diapit oleh dua sungai sebagai batas wilayah, sungai Ciputrapinggan untuk batas wilayah timur berbatasan dengan Desa Ciputrapinggan dan sungai Cikidang untuk batas wilayah barat berbatasan dengan Desa Pangandaran, sementara ke selatan Desa Babakan langsung menghadap ke Samudra Indonesia dan kesebelah utara dibatasi oleh pesawahan. Pesawahan ini termasuk wilayah babakan yang sangat luas sebanding dengan luas pemukiman penduduknya.
Babakan saat ini terbagi atas beberapa Dusun atau kampung yang rata2-rata ada 3 RW yaitu Desa Bojongsari,Karanggedang,Kalapatiga,Kamurang dan Bojongkarekes.
Saat ini,di desa Babakan, tepatnya basisir Cileutik telah projek pembangunan pelabuhan pendaratan ikan bernama Pelabuhan Laut Cikidang Pangandaran sebagai terminal dari laulintas perahu pelabuhan pendaratan ikan meskipun belum selesai, namun bangunan dan jalan menuju pelabuhan sudah selesai dibeton. Sedangkan untuk pelabuhan samudra umum bagi kapal2 pesiar, penumpang, hingga kargo di Pelabuhan Bojongsalawe
Penduduk dari desa Babakan ini kebanyakan bermatapencaharian sebagai nelayan. Selain itu petani juga mendominasi mata pencaharian dari penduduknya menyusul pekerjaan lainnya seperti PNS, pedagang dan lainnya.
Dalam sektor pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Umum Negeri 1 (SMAN 1) Pangandaran (SMA Negeri 1 Pangandaran) yang berlokasi di kampung Kamurang. SMP dan SMA PGRI juga berlokasi di daerah yang sama. Untuk tingkat SD dan TK, dimulai dari SD Babakan I sampai dengan SD Babakan V dan juga terdapat beberapa TK (Taman Kanak-Kanak) yang berada di daerah ini. Selain itu di Desa Babakan ini juga terdapat TK dan Paud seperti PAUD Al Musri' di Dusun Kamurang, PAUD Nurul Hikmah di Dsusun Kalapatiga, TKA Al Hidayah di Dusun Karanggedang, serta RA Ar Risalah di Dusun Bojongsari. Untuk tingkat sekolah menengah pertama terdapat SMP Miftahul Huda Musri Pangandaran.
Di desa yang penduduknya sekitar ada 9000 orang ini, terdapat gedung-gedung publik yang penting seperti Gardu Induk Pangandaran, PLN Pangandaran, dan Loka Litbang Pangandaran. Juga terdapat banyak masjid diantaranya; Masjid Jami' Al Huda di Kalapatiga, Masjid jami' Nurul Ikhlas di Karanggedang, Masjid Jami' At taqwa di Bojongkarekes, dan Masjid Jami' Al Hikmah di Bojongsari.

2 komentar:

  1. Thanks for info jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2R2T5VN

    BalasHapus
  2. Makasih infonya

    https://bit.ly/2QsS78N

    BalasHapus

SEJARAH CANDI BOROBUDUR

sesuai kajian Islam VERSI KH FAHMI BASYA. Menurut sebuah penelitian oleh Pak KH Fahmi Basya memperoleh kesimpulan bahwa kisah nabi...